Kamis, 26 Juni 2014

Tirta Bab IV Pembahasan


BAB IV
PEMBAHASAN

Dalam bab ini penulisan akan menguraikan tentang kesenjangan antara studi kasus dan tinjauan pustaka pada Ny. “S” dengan Flour Albus di RSUD. Kota Makassar  tanggal  23 April 2014.
Pembahasan ini dibuat berdasarkan teori dan asuhan yang dinyatakan dengan pendekatan asuhan sesuai dengan teori yang ada yaitu melalui tahap pengkajian dan analisa data dasar, merumuskan diagnosa/masalah aktual dan potensial, antisipasi perlunya tindakan segera/kolaborasi, rencana asuhan, pelaksanaan asuhan dan evaluasi hasil asuhan kebidanan.

A.   Pengkajian dan Analisa Data Dasar.

Dalam pengkajian diawali dengan pengumpulan data melalui anamnese, meliputi identifikasi data biologis, riwayat kesehatan lalu, riwayat kesehatan keluarga, data psikologis, data sosial, data spiritual ibu yang berpedoman pada format pengkajian yang telah tersedia, namun tidak tertutup kemungkinan untuk dikembangkan dengan data lain yang ditemukan pada ibu, selanjutnya pemeriksaan fisik yang dimulai dari kepala sampai kaki yang meliputi inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi dan pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan USG.
Pada tinjauan pustaka dijelaskan bahwa tanda Flour Albus itu mulai dari Flour Albus fisologis dan Patologis, Flour Albus fisiologis, keputihan ini tidak berwartna, tidak berbau dan tidak terasa gatal. Sedangkan Flour Albus patologis timbul gejala-gejala yang sangat mengganggu, seperti berubahnya cairan yang berwarna jernih menjadi kekuningan sampai kehijauan, jumlahnya berlebihan, kental, berbau tak sedap, terasa gatal atau panas dan menimbulkan luka pada mulut vagina.
Data yang didapatkan dari tinjauan pustaka pada Ny. “S” ibu merasakan adanya cairan yang keluar dari alat genitalinya yang berwarna putih kental, terasa gatal, dan berbau dan hasil pemeriksaan dalam portio terasa nyeri dan serviks terdapat cairan putih keruh kental dan berbau.
Sehingga apa yang dijelaskan pada tinjauan pustaka dan yang didapatkan pada tinjauan kasus Ny. “S” di RSUD KOTA Makassar secara garis besar menunjukan tidak adanya kesenjangan.
B.   Identifikasi Diagnosa Masalah Aktual
Dalam menegakkan suatu tindakan diagnosa kebidanan atau masalah kebidanan berdasarkan pendekatan asuhan kebidanan didukung dan ditunjang oleh beberapa data baik data subjektif, maupun data objektif yang diperoleh dari hasil pengkajian yang telah dilaksanakan.
Pada tinjauan pustaka dijelaskan bahwa tanda Flour Albus itu mulai dari Flour Albus fisologis dan Patologis, Flour Albus fisiologis, keputihan ini tidak berwartna, tidak berbau dan tidak terasa gatal. Sedangkan Flour Albus patologis timbul gejala-gejala yang sangat mengganggu, seperti berubahnya cairan yang berwarna jernih menjadi kekuningan sampai kehijauan, jumlahnya berlebihan, kental, berbau tak sedap, terasa gatal atau panas dan menimbulkan luka pada mulut vagina.
Data yang didapatkan dari tinjauan pustaka pada Ny. “S” ibu merasakan adanya cairan yang keluar dari alat genitalinya yang berwarna putih kental, terasa gatal, dan berbau dan hasil pemeriksaan dalam portio terasa nyeri dan serviks terdapat cairan putih keruh kental dan berbau.
Berdasarkan data subyektif dan obyektif maka penulis menegakkan diagnosa/masalah aktual Flour Albus dan kecemasan. Sehingga pada tahap ini tidak didapatkan adanya kesenjangan kecuali masalah kecemasan tidak dijelaskan ditinjauan pustaka tetapi didapatkan penulis saat pengkajian berlangsung.
C.    Merumuskan Diagnosa/Masalah Potensial
Pada merumuskan diagnosa/masalah potensial akan dibahas tentang kemungkinan terjadinya hal yang lebih fatal apabila apa yang menjadi masalah aktual tidak segera tertangani
Pada tinjauan pustaka dijelaskan jika penanganan Flour Albus tidak berhasil maka akan berlanjut menjadi infeksi pada alat geniltalinaya. Mikroorganisme yang dapat mennyebabkan infeksi diantaranya, jamur Kandida Albikan, parasit Tricomonas, E. Coli, Staphylococcus, Treponema Pallidum, Kondiloma aquiminata dan Herpes serta luka di daerah vagina, benda asing yang tidak sengaja atau sengaja masuk ke vagina dan kelainan serviks, sehingga penulis merumuskan diagnosa/masalah terjadi infeksi sehingga tidak menunjukan adanya kesenjangan dengan tinjauan pustaka.
D.       Antisipasi Perlunya Tindakan Segera dan Kolaborasi
Pada tinjauan pustaka dijelaskan bahwa perlu penilaian adanya kebutuhan untuk intervensi segera oleh bidan atau dokter dan atau tindakan konsultasi atau kolaborasi oleh anggota tim kesehatan lain berdasarkan kondisi klien sehingga setelah diagnosa Flour Albus ditegakan maka dilakukan kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat Doxycycline 100 mg dan Metrodinazole 250 mg yang menunjukan adanya kesamaan dengan tinjauan pustaka dan dan tinjauan kasus pada Ny “S” di RSUD. KOTA Makassar.
E.       Rencana tindakan asuhan kebidanan
Perencanaan adalah suatu proses rencana tindakan berdasarkan identifikasi masalah saat sekarang serta antisipasi masalah yang akan terjadi. Pada tahap perencanaan penulis membuat asuhan kebidanan pada ibu mulai dari tujuan yang hendak dicapai serta kriteria keberhasilan dan intervensi.
Dalam membuat perencanaan penulis melakukan sesuai data yang diperoleh dan disesuaikan dengan kebutuhan dan keadaan ibu. Penetapan tujuan dimaksudkan untuk mencapai pedoman dalam suatu tindakan.
Pada tinjauan pustaka penanganan yang dilakukan pada Kasus Flour Albus adalah Pola hidup sehat, Setia kepada pasangan, Selalu menjaga kebersihan daerah pribadi dengan menjaganya agar tetap kering dan tidak lembab, Biasakan membasuh dengan cara yang benar tiap kali buang air yaitu dari arah depan kebelakang.
Adapun rencana tindakan yang dilakukan pada Ny “S” dengan Flour Albus Jelaskan pada ibu tentang penyakit yang dideritanya, Diskusikan dengan ibu tentang tindakan yang akan dilakukan, jelaskan bagaiman cara membersihkan daerah pribadi dan benitalianya agar tetap bersih dan kering, Anjurkan kepada klien untuk meningkatkan personal hygiene, Anjurkan ibu untuk memeriksakan dirinya ke dokter agar ibu dapat memperoleh penangan selanjutnya, Beri dukungan moral dan spriritual, Rencana pemberian obat Doxycycline 100mg), Metrodinazole 250 mg, Jelaskan untuk tidak menggunakan pencuci Vagina, Observasi keadaan umum dan tanda-tanda vital.
F.         Implementasi
Tindakan asuhan kebidanan berdasarkan dengan perencanaan asuhan kebidanan yang telah dibuat dilaksanakan seluruhnya dengan baik di RSUD KOTA Makassar pada tanggal 23 April 2014 sehingga penulis tidak menemukan hambatan yang berarti karena adanya kerjasama dan penerimaan yang baik dari ibu dan keluarga serta dukungan, bimbingan dari dokter dan bidan yang menangani kasus ini.
G.       Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah akhir dari proses manajemen asuhan kebidanan yaitu penilaian terhadap tingkat keberhasilan asuhan yang diberikan pada klien dengan berpedoman pada tujuan dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Hasil evaluasi setelah perawatan dari tanggal 23 April 2014 adalah Keputihan berkurang, tidak berbau, dan tidak terasa gatal, Ekspresi wajah ibu sudah ceria, Tidak terdapat tanda-tanda infeksi, Tanda-tanda vital tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 80x/menit,  suhu 36,5 oC, pernapasan 26x/menit.
Dari hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa sebagian besar tindakan asuhan kebidanan yang diterapkan tercapai.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar